when tomorrow come i'il be on my own felling frightened up the things that i don't know
Rabu, 17 Agustus 2016
Kamis, 23 Juni 2016
“TETESAN AIRMATA MALAM INI”
BUKA
BERSAMA ANAK-ANAK TPQ
Di
MASJID JAMI’ MIFTAHUL HUDA DUSUN PUTUK DAWUNG
Oleh
KARANG
TARUNA “ARPUDA BERSINAR”
Dsn.
PUTUK DAWUNG Ds. SEMEN Kec. GANDUSARI Kab. BLITAR
Rasa syukur yang begitu mendalam khususnya yang saya
rasakan malam ini, merupakan suatu nikmat Tuhan yang tiada tandingannya.
Setelah sekian lama sibuk dengan urusan pendidikan kini akhirnya bisa berkumpul
dengan keluarga besar Karang Taruna Arpuda Bersinar, nama ini diambil sudah
dari keturunan para senior kami tentunya, dengan imbuhan kata bersinan maka
kami sebagai generasi muda akan selalu membuat sinar-sinar baru yang akan
memancar ke penjuru dunia yakni dengan kemampuan, kreativitas dan kecerdasan
yang kita punya. Meskipun kami Cuma remaja yang tinggal di pelosok desa akan
tetapi semangat kami yang tidak mau kalah dengan mereka-mereka. Penanaman jiwa
sosial yang begitu sangat kami junjung tinggi, mengingat masyarakat kami yang
mayoritas kurang dalam ekonomi maupun pendidikannya akan tetapi itu merupakan
cambuk bagi kami para remaja yang mempunyai segunung mimpi untuk kesejahteraan
rakyat kami “tawa mereka adalah cambuk bagi kami”. Dengan didasari rasa tulus,
ikhlas dan kesetiakawanan yang tinggi maka kami mampu dan harus bisa
menngoreskan sinar itu.
Kami sangat yakin bahwa kami hidup dalam lingkungan
yang kurang dalam sisi agama, masih sangat banyak sekali masyarakat yang buta
akan ilmu agama, terutama tidak bisa baca tulis al-Quran, hal ini dipicu oleh SDM dan juga sarana dan
prasarana yang kurang mendukung. Oleh karena itu, kami selaku pengurus Karang
Taruna selalu mengupayakan dengan baik dengan apa yang kami miliki saat ini
yang masih bersifat terbatas.
Tepat di Ramadhan yang ke-16 pada hari Selasa, 21
Juni 2016. Di bulan Ramadhan yang suci dan penuh syukur ini kami segenap
keluarga besar Karang taruna Arpuda Bersinar mengadakan sebuah acara bakti
sosial yang diimplementasikan dengan Buka Bersama seluruh anak-anak TPQ se
Dusun Putuk Dawung yang bertempat di pusat Ibadah di tempat kami yakni Masjid
Jami’ Miftahul Huda Dsn. Putuk Dawung, Ds. Semen Kec. Gandusari Kab. Blitar.
Acara ini dihadiri oleh 140 undangan yakni seluruh anak-anak TPQ se Dusun Putuk Dawung, dan juga para undangan
untuk mengisi ceramah, dan para Tokoh Agama sekitar. Acara dimulai pukul 16.00 Wib yakni pembukaan yang disampaikan
oleh Ketua Karang Taruna Arpuda Bersinar Sekaligus Ketua Pelaksana Bakti Sosial
yakni Mas Yanu Bintoro dan langsung dilanjutkan dengan ceramah yang disampaikan
oleh Ust. Mesidi dari Desa TegalRejo, Semen. Yang menyampaikan tentang
Bagaimana cara kita bersyukur dalam menjalan kan Ibadah Puasa dan memiliki rasa
saling tolong-menolong antar sesama, yang diikut secara khidmat oleh anak-anak
dan rasa antusias yang tinggi. Dari sini sudah bisa kami lihat bahwa mereka
memiliki jiwa Ulul Albab yang tinggi yakni jiwa yang sangat haus dengan Ilmu
meskipun mereka masih berusia sangat dini yakni masih duduk di PAUD, TK, SD. Karena
sudah memasuki Adzan Magrib maka acara selanjutnya yakni membatalkan puasa
dengan Ta’jil lalu dilanjutkan dengan sholat Magrib berjamaah, kembali lagi
mereka begitu semangat dengan adanya acara seperti ini semua antusias sholat
magrib berjamaah meskipun dari mereka yang masih sangat kecil belum mengerti
apa itu arti sholat karena itu tadi kami hidup dalam lingkungan yang sangat
kurang dengan ilmu agama. Setelah selesai sholat dilanjutkan dengan buka
bersama dan acara berakhir sekitar pukul 19.30 wib karena sudah malam dan rumah
jauh maka sholat tarawih dilaksanakan di mushola dekat rumah masing-masing. Mereka
pulang dengan hati yang ceria dengan larian kecil disambut orang tua dan
bercerita kepada orang tua masing-masing. Ya Allah... inilah yang menjadikan
tetesan airmata malam ini. Terimakasih Tuhan.
Tidak lupa kami ucapakan baribu termikasih kepada
para Donatur yang telah membantu kami, dan juga segenap panitia dari pengurus
Karang Taruna Arpuda Bersinar yang telah membantu dan mempersiapkan acara ini
sehingga dapat terlaksana dengan sangat baik. Semoga ini menjadikan manfaat
bagi kita semua. Amiin.
Minggu, 05 Juni 2016
Hari pertama puasa versiKu
Hari
pertama puasa versiKu
Minggu sore selepas pelatihan
praktik Rukyatul Hilal di kampus yang hasilnya gagal tidak bisa melihat hilal tiba-tiba
dering telpon genggaku berbunyi dapat sms kalo team Rukyatul hilal di lain
tepat sudah bisa melihat hilal dengan jelas, hal ini menandakan bahwa nanti
malam aku sudah harus mulai tarawih dan besok sudah hari pertama puasa, ini
merupakan hal sangat berat bagiku.
Dari kebanyak orang berdasarkan
status di media sosial yang saya baca bahwa mereka sangat menikamati dan
bahagia akan datangnya puasa dan merayakan hari pertama puasa mereka dengan tarawih
bareng dia, saur bareng doi, bahkan sudah merencanakan ngabuburit ditepian
sungai bareng doi lagi, ada juga yang berharap puasa kali mau bareng-bareng
terus sama dia. Dan apalah sebagainya. Bukankah bulan puasa yang suci ini digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah
bukan sama doi. Keberkahan puasa hanya datang dari Allah kalau berdua-duaan
sama doi dari mana datangnya keberkahan itu??? Kadang aku juga bingung. Sering juga
aku menemukan tulisan “sudah mulai puasa tidak segera cari pasangan, siapa yang
mau bangunin kamu??? Mercon?”
Kembali ke hari pertama puasa
versiku, bulan puasa menurutku merupakan bulan yang sangat berat banget di
jalaninya dimana aku harus menahan lapar dan haus dan segala nafsu, padahal
manusi tidak bisa terlepas dari nafsu. Selain itu juga harus banyak beribadah,
baca quran dan lain sebagainya yang menurutku amat berat. Akan tetapi jika hal
itu dilakukan dengan rasa senang dan bersyukur maka akan sangat mudah dan
hampir tidak tersa yang berat digaian mana, karena sudah menjadi nafas. Malam ini,
aku sengaja tidur sendiri di kamar asrama karna berencana konsentrasi untuk
mendekatkan diri kepada Allah akan tetapi aku tidak melakukan tradisi tarawih
entah apa alasanku aku sendiri juga bingung. aku tinggal dalam kamar asrama
tanpa satu makhluk apapun, imi juga menjadi salah satu alasan untuk menilai
siapa sebenrnya diriku dan bagaimana jika aku diletakkan dalam sebuah masalah
yang rumit dan tidak ada seorangpun yang membantu dalam keadaan kasu yang
seperti itu. Aku terbangun pada pukul 01.00 dini hari dan berencana akan makan
sahur, ku cari makanan disekitarku ternyata masih menemukan makanan dengan
beberapa potong “amplang bumbu kuku macam” dan seperempat botol air putih, aku
juga melihat ada sisa roti dari konsumsi Pelatihan dan Praktik Rukyatul hilal
kemarin sore, segera saja ku ambil dan aku siapkan makanan-makanan itu dengan
mata yang masih mengantuk, dengan tidak sadar diri ternyata aku tertidur lagi,
aku sudah makan “amplang bumbu kuku macam”, seperempat air putih dan sepotong
roti sisa kemarin, ku makan dengan lahapnya dan akupun merasa sedikit lebih
kenyang dan siap untuk menjalankan puasa hari ini, ditengah-tengah makan dengan
lahapnya tiba-tiba aku mendengar adzan
subuh dari andoidku dan aku merasa kebingungan baru aja makan kok sudah adzan
subuh?? Ternyata aku sadar dari tidurku dengan perut lapar, semua makanan yang
telah kusiapkan tetap diam diatas tenpat tidurku dan tidak kurang satupun. Ternyata
aku belum makan apa-apa.
Beberapa kali pesan di ponsel ku
menayakan apakan aku sudah makan sahur, makan pakai apa, dan aku makan sama
siapa. Aku megabarkan kepada mereka bahwa aku sudah makan sahur dan aku
baik-baika aja akau merasa senang diasrama. Itu adalah kalimat yang sering aku
kirimkan kepada mereka yang jauh disana dan menginginkakn kebaikan dari diriku.
Aku tidak mau mereka mendengar keluh kesahku di perantauan.
RUKYATUL HILAL IAIN TULUNGAGUNG
PELATIHAN
DAN PRAKTEK RUKYATUL HILAL
IAIN TULUNGAGUNG, MINGGU 5 JUNI 2016
Bersama Ust. UZAL SYAHRUNA (LAJNAH FALAKIYAH KAB.BLITAR)
Senin, 5 Juni 2016 tepatnya hari
minggu pagi yang bertepatan dengan akan datangnya Bulan Ramandhan Himpunan
Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga menyelenggarakan kegiatan yang begitu menarik
yaitu Pelatihan dan Praktik Rukyatul Hilal yang diselenggarakan di Gedung LH.
Syaifudin Zuhri Lantai 6 dengan pemateri Ustad Uzal Syahruna selaku Lajnah
Falakiyah Kab.Blitar, yang diikuti oleh mahasiswa IAIN Tulungagung dari
berbagai jurusan dan juga para tamu undangan. Ini juga sebagai lahan praktik
dari pembelajaran Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga yang diampu oleh Bapak
Musonif.
Rukyatul hilal
merupakan aktifitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit
yang namapak pertama kali setelah terjadinya ijtimak(konjungsi). Rukyat dapat
dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu berupa optik seperti
teleskop. Rukyat dilakukan setelah matahari terbenam sedangkan hilal hanya
nampak setelah matahari terbenam (magrib), karena intensitas cahaya hilal
sangat redup dibanding cahaya matahari, serta ukurannya yang sangat tipis. Menurut
pembahasana yang disampaikan Ustad Uzal Syahruna dalam menentukan awal Bulan
Hijriyah (Ramadhan, Syawal, dan Dzul Hijah) banyak sekali perbedaan dalam
penentuan. Seperti halnya kasus penentuan awal syawal yang terjadi di indonesia
pada tahun 1992, 1993, 1994,1998, 2002, dan 2006 M. Hal-hal yang memepngaruhi perebedaan antara
lain perbedaan sistem hisab yang menjadi acuan, disamping berbeda dasar yang
dipakai untuk menetapkannya, yakni antara hisab dan rukyah. Pada rukyat kali
ini menggunakan sistem EPHYMESIS HISAB DAN RUKYAH. Dalam EPHYMESIS HISAB DAN
RUKYAH memiliki banyak istilah,
Ijtima’ yang disebut juga dengan bulan baru (new moon)
adalah peristiwa segaris atau sebidangnya pusat Bulan dan Pusat Matahari dan Pusat Bumi. Dalam astronomi pada
saat demikian Bulan dan Matahari memiliki bujur ekliptika atau bujur astronomi
yang sama. Pada posisi yang demikian ditandai fraksi Iluminasi cahaya hilal
terhadap cahaya bulan minimu. Pada saat posisi istimmewa yakni bumi, bulan ,
dan matahari dalam satu garis ditandai dengan grhana matahari. Akan tetapi
tidak setiap ijtima’ ditandai dengan gerhana matahari, karena bidang orbit
bulan miring sekitar 5,2 derajat busur terhadap bidang ekliptika, selain itu
garis berpotongan kedua bidang orbit tersebut bergerak.
Ekliptika merupakan lingkaran zodiak yaitu tempat beredarnya bumi
mengelilingi matahari dalam waktu setahnyang dinamakan refolusi Bumi. Arah refolusi
bumi ini berlawanan dengan arah jarum jam. Ekliptika memotong lingkaran ekuator
membentuk sudut 66.5 derajat.
Irtifa’ul Hilal Mar’i merupakan ketinggian hilal yang dapta dilihat yaitu ketingian
hakiki yang telah dikoreksi dengan refracsi, semi diameter, horizontal Paralah
dan kerendahan ufuk. Semi diameter bulan rata-rata 0° 16° dalam hal ini terjadi
perselisihan diantara para ahli hisab. Menurut ahli hisab yang berpendapat semi
diameter bulan ditambahkan beralasan bahwa piringan hilal yang terakhir
tenggelam adalah bagian atas, karena terjadi beda azimut, sehingga semi
diameter bulan ditambahkan. sedangkan para ahli yang berpendapat semidiameter bulan
untuk dikurangi beralasan bahwa masuknya awal bulan hijriyah itu hilal sudak
nampak di atas ufuk setelah matahari terbenam pasca ijtima’, penampakan hilal
itu pasti piringan yang bagian bawah. Karena bagian itulah yang disinari
matahari dan tampak dari bumi, maka semi diameter bulan untuk mengurangi.
Dalam hal
praktik Rukyatul Hilal hal-hal yanng harus dilakukan diantaranya adalah
persiapan. Yang paling utama adalah menentukan lokasi dengan menentukan letak
geografis yang mana ufuk barat menjangkau 28.5 derajat keutara dan 28.5 derajat
ke titik Barat dengan menggunakan alat bantu berupa teropong Theodolite, Kaker,
Kompas, GPS. Kedua adalah penyediaan hasil hitungan posisi matahari dan bulan
antara lain saat terbenamnya matahari, azimut matahari saat terbenam, tinggi
bulan saat terbenam matahari, azimut bulan saat matahari terbenam, dan azimut
bulan saat terbenam.
Pelaksanaan Rukyatul Hilal
1.
Membuat arah sejati
2.
Menentukan sebuah titik di sebelah timur ( T )
3.
Pada titik barat di buat garis siku / tegak
lurus kearah utara dan selatan
4.
Meletakkan gawang lokasi tepat di titik G
5.
Meletakkan tongkat pengamat pada titik T
6.
Pengukuran di sesuaikan dengan rumus – rumus
pada gambar di bawah ini:
Ø h☪’ = 0 º 36 ’ 26.17 ”
Ø A☪’ = - 11 º 14 ’ 5.54
”
Ø BT = 500 cm
Ø BG = BT x tan A☪’ = 500 x tan - 11 º 14 ’ 5.54 ” = - 99.31895281 cm = 99.3 cm
Ø AH = ( BT / cos A☪’ ) x tan h☪’ =
( 500 / cos - 11 º 14 ’ 5.54
”) x tan 0 º 36 ’ 26.17 ”
= 5.403166268 cm = 5.4
cm
Sesuai dengan
hitungan yang telah dilakukan maka diperkirakan hilal akan dapat dilihat pada
pukul 17.21 Wib, maka dari itu semua alat dipersiapkan. Akan tetapi tiba-tiba
cuaca tidak mendukung yakni Tulungagung Hujan Lebat dan mengakibatkan hilal
tidak dapat terlihat dari lantai atas gedung KH. Saifudin Zuhri IAIN
Tulungaung.
Langganan:
Postingan (Atom)