Hari
pertama puasa versiKu
Minggu sore selepas pelatihan
praktik Rukyatul Hilal di kampus yang hasilnya gagal tidak bisa melihat hilal tiba-tiba
dering telpon genggaku berbunyi dapat sms kalo team Rukyatul hilal di lain
tepat sudah bisa melihat hilal dengan jelas, hal ini menandakan bahwa nanti
malam aku sudah harus mulai tarawih dan besok sudah hari pertama puasa, ini
merupakan hal sangat berat bagiku.
Dari kebanyak orang berdasarkan
status di media sosial yang saya baca bahwa mereka sangat menikamati dan
bahagia akan datangnya puasa dan merayakan hari pertama puasa mereka dengan tarawih
bareng dia, saur bareng doi, bahkan sudah merencanakan ngabuburit ditepian
sungai bareng doi lagi, ada juga yang berharap puasa kali mau bareng-bareng
terus sama dia. Dan apalah sebagainya. Bukankah bulan puasa yang suci ini digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah
bukan sama doi. Keberkahan puasa hanya datang dari Allah kalau berdua-duaan
sama doi dari mana datangnya keberkahan itu??? Kadang aku juga bingung. Sering juga
aku menemukan tulisan “sudah mulai puasa tidak segera cari pasangan, siapa yang
mau bangunin kamu??? Mercon?”
Kembali ke hari pertama puasa
versiku, bulan puasa menurutku merupakan bulan yang sangat berat banget di
jalaninya dimana aku harus menahan lapar dan haus dan segala nafsu, padahal
manusi tidak bisa terlepas dari nafsu. Selain itu juga harus banyak beribadah,
baca quran dan lain sebagainya yang menurutku amat berat. Akan tetapi jika hal
itu dilakukan dengan rasa senang dan bersyukur maka akan sangat mudah dan
hampir tidak tersa yang berat digaian mana, karena sudah menjadi nafas. Malam ini,
aku sengaja tidur sendiri di kamar asrama karna berencana konsentrasi untuk
mendekatkan diri kepada Allah akan tetapi aku tidak melakukan tradisi tarawih
entah apa alasanku aku sendiri juga bingung. aku tinggal dalam kamar asrama
tanpa satu makhluk apapun, imi juga menjadi salah satu alasan untuk menilai
siapa sebenrnya diriku dan bagaimana jika aku diletakkan dalam sebuah masalah
yang rumit dan tidak ada seorangpun yang membantu dalam keadaan kasu yang
seperti itu. Aku terbangun pada pukul 01.00 dini hari dan berencana akan makan
sahur, ku cari makanan disekitarku ternyata masih menemukan makanan dengan
beberapa potong “amplang bumbu kuku macam” dan seperempat botol air putih, aku
juga melihat ada sisa roti dari konsumsi Pelatihan dan Praktik Rukyatul hilal
kemarin sore, segera saja ku ambil dan aku siapkan makanan-makanan itu dengan
mata yang masih mengantuk, dengan tidak sadar diri ternyata aku tertidur lagi,
aku sudah makan “amplang bumbu kuku macam”, seperempat air putih dan sepotong
roti sisa kemarin, ku makan dengan lahapnya dan akupun merasa sedikit lebih
kenyang dan siap untuk menjalankan puasa hari ini, ditengah-tengah makan dengan
lahapnya tiba-tiba aku mendengar adzan
subuh dari andoidku dan aku merasa kebingungan baru aja makan kok sudah adzan
subuh?? Ternyata aku sadar dari tidurku dengan perut lapar, semua makanan yang
telah kusiapkan tetap diam diatas tenpat tidurku dan tidak kurang satupun. Ternyata
aku belum makan apa-apa.
Beberapa kali pesan di ponsel ku
menayakan apakan aku sudah makan sahur, makan pakai apa, dan aku makan sama
siapa. Aku megabarkan kepada mereka bahwa aku sudah makan sahur dan aku
baik-baika aja akau merasa senang diasrama. Itu adalah kalimat yang sering aku
kirimkan kepada mereka yang jauh disana dan menginginkakn kebaikan dari diriku.
Aku tidak mau mereka mendengar keluh kesahku di perantauan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar