Minggu, 05 Juni 2016

Hari pertama puasa versiKu



Hari pertama puasa versiKu


Minggu sore selepas pelatihan praktik Rukyatul Hilal di kampus yang hasilnya gagal tidak bisa melihat hilal tiba-tiba dering telpon genggaku berbunyi dapat sms kalo team Rukyatul hilal di lain tepat sudah bisa melihat hilal dengan jelas, hal ini menandakan bahwa nanti malam aku sudah harus mulai tarawih dan besok sudah hari pertama puasa, ini merupakan hal sangat berat bagiku.
Dari kebanyak orang berdasarkan status di media sosial yang saya baca bahwa mereka sangat menikamati dan bahagia akan datangnya puasa dan merayakan hari pertama puasa mereka dengan tarawih bareng dia, saur bareng doi, bahkan sudah merencanakan ngabuburit ditepian sungai bareng doi lagi, ada juga yang berharap puasa kali mau bareng-bareng terus sama dia. Dan apalah sebagainya. Bukankah bulan puasa yang suci ini  digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah bukan sama doi. Keberkahan puasa hanya datang dari Allah kalau berdua-duaan sama doi dari mana datangnya keberkahan itu??? Kadang aku juga bingung. Sering juga aku menemukan tulisan “sudah mulai puasa tidak segera cari pasangan, siapa yang mau bangunin kamu??? Mercon?”  


Kembali ke hari pertama puasa versiku, bulan puasa menurutku merupakan bulan yang sangat berat banget di jalaninya dimana aku harus menahan lapar dan haus dan segala nafsu, padahal manusi tidak bisa terlepas dari nafsu. Selain itu juga harus banyak beribadah, baca quran dan lain sebagainya yang menurutku amat berat. Akan tetapi jika hal itu dilakukan dengan rasa senang dan bersyukur maka akan sangat mudah dan hampir tidak tersa yang berat digaian mana, karena sudah menjadi nafas. Malam ini, aku sengaja tidur sendiri di kamar asrama karna berencana konsentrasi untuk mendekatkan diri kepada Allah akan tetapi aku tidak melakukan tradisi tarawih entah apa alasanku aku sendiri juga bingung. aku tinggal dalam kamar asrama tanpa satu makhluk apapun, imi juga menjadi salah satu alasan untuk menilai siapa sebenrnya diriku dan bagaimana jika aku diletakkan dalam sebuah masalah yang rumit dan tidak ada seorangpun yang membantu dalam keadaan kasu yang seperti itu. Aku terbangun pada pukul 01.00 dini hari dan berencana akan makan sahur, ku cari makanan disekitarku ternyata masih menemukan makanan dengan beberapa potong “amplang bumbu kuku macam” dan seperempat botol air putih, aku juga melihat ada sisa roti dari konsumsi Pelatihan dan Praktik Rukyatul hilal kemarin sore, segera saja ku ambil dan aku siapkan makanan-makanan itu dengan mata yang masih mengantuk, dengan tidak sadar diri ternyata aku tertidur lagi, aku sudah makan “amplang bumbu kuku macam”, seperempat air putih dan sepotong roti sisa kemarin, ku makan dengan lahapnya dan akupun merasa sedikit lebih kenyang dan siap untuk menjalankan puasa hari ini, ditengah-tengah makan dengan lahapnya  tiba-tiba aku mendengar adzan subuh dari andoidku dan aku merasa kebingungan baru aja makan kok sudah adzan subuh?? Ternyata aku sadar dari tidurku dengan perut lapar, semua makanan yang telah kusiapkan tetap diam diatas tenpat tidurku dan tidak kurang satupun. Ternyata aku belum makan apa-apa.

Beberapa kali pesan di ponsel ku menayakan apakan aku sudah makan sahur, makan pakai apa, dan aku makan sama siapa. Aku megabarkan kepada mereka bahwa aku sudah makan sahur dan aku baik-baika aja akau merasa senang diasrama. Itu adalah kalimat yang sering aku kirimkan kepada mereka yang jauh disana dan menginginkakn kebaikan dari diriku. Aku tidak mau mereka mendengar keluh kesahku di perantauan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar